kweza 2016-03-23 https://hdl.handle.net/1839/00-0000-0000-0022-6DAA-8 clarin.eu:cr1:p_1407745712035 MPI EVA corpora : Jakarta Field Station
Resource https://hdl.handle.net/1839/00-0000-0000-0022-6DAB-E Resource https://hdl.handle.net/1839/00-0000-0000-0022-6DAC-6 LandingPage https://archive.mpi.nl/islandora/object/tla%3A1839_00_0000_0000_0022_6DAA_8# NAME:imdi2cmdi.xslt DATE:2016-09-09T15:36:15.099+02:00. PAG-20130702-C PAG-20130702-C 2013-07-02 Asia Indonesia North Maluku
Desa Gayok, Kecamatan Malifut, Halmahera Utara
Pagu Pagu Dalan Mehuli Perangin-angin p_dalan@yahoo.com MPI-EVA Jakarta Field Station DATA SET NAME: Pagu DATA SET DESCRIPTION: LIPI-funded project on Pagu, Halmahera. PROJECT NAME: Pagu PROJECT DESCRIPTION: LIPI (the Indonesian Institute of Sciences)-funded project on Pagu, Halmahera. HOW TO CITE: Hisyam, M, Dwi Purwoko, Usman, and Dalan Peranginangin 2013. A project of LIPI (the Indonesian Institute of Sciences) on Documenting and Revitalizing Endangered Languages and Cultures in Eastern Indonesia (2011 - 2014). ------------------------------------ Jakarta Field Station, Department of Linguistics, Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology, 1999-2015. From 1999 to 2015, the Department of Linguistics of the Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology (MPI-EVA), under the directorship of Bernard Comrie, maintained a Field Station in Jakarta, Indonesia, hosted by Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. The Jakarta Field Station (JFS) was headed by David Gil, with Uri Tadmor (1999-2009) and John Bowden (2010-2015) as the local managers, and Bradley Taylor in charge of data management. The MPI-EVA JFS engaged in a variety of projects involving the documentation, description and analysis of the languages of Indonesia. The major focus was on the compilation of corpora of naturalistic speech, while an additional focus involved the development of lexical databases. The largest single project of the JFS was a longitudinal study of the acquisition of Jakarta Indonesian by 8 young children, resulting in a naturalistic speech corpus of over 900,000 utterances. Additional child-language projects studied the bilingual acquisition of Jakarta Indonesian and Javanese, and of Jakarta Indonesian and Italian. Adult-language projects focused primarily on varieties of Malay/Indonesian and other Malayic languages, on dialects of Javanese, and on Land Dayak languages, while smaller projects covered a variety of other languages. The largest corpora are from Malayic varieties of Sumatra (over 470,000 utterances), Malayic varieties of West Kalimantan (over 330,000 utterances), Javanese dialects (over 130,000 utterances), Eastern varieties of Malay (over 120,000 utterances), Land Dayak languages of West Kalimantan (over 100,000 utterances), and Jakarta Indonesian (over 75,000 utterances). While much of the work took place in Jakarta, the JFS also maintained a branch field station in Padang, hosted by Universitas Bung Hatta, plus additional field sites of a more ad hoc nature in locations such as Kerinci, Jambi, Pontianak, Ternate, Kupang and Manokwari. Several of the JFS projects benefited from collaboration with other institutions, including LIPI (the Indonesian Institute of Sciences), the Australian National University, KITLV, the University of Delaware, the University of Naples "L'Orientale", Yale University, and others. Scholars citing MPI-EVA JFS data are expected to provide appropriate acknowledgement. Citations of data from individual projects should be made in the way specified at the project level. Alternatively, the entirety of the JFS data may be cited collectively as follows: Gil, David, Uri Tadmor, John Bowden and Bradley Taylor (2015) Data from the Jakarta Field Station, Department of Linguistics, Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology, 1999-2015. monolog Unspecified Unspecified Speech Unspecified Unspecified Unspecified Unspecified Unspecified Unspecified ISO639-3:pgu Pagu true Unspecified Unspecified Bahasa Pagu (atau dikenal juga dengan bahasa Isam) adalah bagian dari rumpun bahasa Halmahera Utara dari cabang (phylum) rumpun Papua Barat cabang bahasa-bahasa Papua (Wurm 1982). Bahasa Pagu digunakan oleh orang-orang Pagu yang tersebar di 13 desa Pagu di dalam 5 wilayah administrasi kecamatan yang terletak di daerah teluk Kao, Halmahera Utara, Maluku Utara. Ke-4 kecamatan dan ke-13 desa tersebut adalah: Kecamatan Kao Teluk : (1) desa Akelamo, dan (2) Dum-dum; Kecamatan Malifut: (3) desa Tabobo, (4) Balisosang, (5) Sosol, (6) Wangeotak dan (7) gayok; Kecamatan Kao: (8) Golgol dan (9) Dimdim; serta Kecamatan Kao Barat: (10) Toliwang, (11) Ngowali, dan (12) Lelesen; dan Kecamatan Jailolo Timur: (13) Akesahu. Diperkirakan populasi masyarakat Pagu di ke-13 desa ini sekarang berjumlah 6.200 jiwa. Titik koordinat di peta di atas (diambil dari Google Earth) berada di desa Sosol: 01.3219444°, 127.9169444°, kira-kira desa yang posisinya berada di tengah-tengah desa-desa yang lain. Desa yang berada paling ujung selatan adalah Akelamo, paling ujung utara adalah Toliwang, dan paling barat Lelesen. Sementara 8 (delapan) dari ke-13 desa berada di bagian timur berbatasan dengan garis pantai Teluk Kao. Ke-8 desa ini memiliki dialek sendiri yaitu yang dikenal dengan dialek Pesisir, sementara ke-5 desa yang lain yang di pedalaman, memiliki dialek Pedalaman – olehkarenanya bahasa Pagu dikenal dengan dua dialeknya yaitu Pesisir dan Pedalaman. Bahasa ini pada umumnya hanya digunakan oleh orang-orang tua saja (sekitar 40 tahun ke atas), sementara orang-orangnya mudanya banyak yang tidak bisa menggunakan bahasa ini lagi. Diperkirakan jumlah penutur bahasa Pagu pada masa kini berjumlah 3.500 orang. Penutur termuda yang masih bisa menggunakan bahasa ini walapun tidak banyak adalah yang berusia 20 tahun – jika mengikuti klasifikasi Wurm (Wurm 1991) atas dasar fakta ini maka bahasa Pagu dapat dikatakan sebagai "Bahasa yang Terancam Punah" (dua tingkat di atas level "aman" setelah level "bahasa-bahasa yang Berpotensi Terancam Punah"). Bahasa Pagu bukanlah bahasa yang belum pernah diteliti sebelumnya sama sekali. Ada beberapa peneliti bahasa, baik mancanegara maupun dalam negeri yang sudah meneliti beberapa aspek bahasa ini. Di antaranya yang memberi sumbangan tulisan linguistik adalah Sandra Wimbish peneliti dari Amerika Serikat yang melakukan penelitian bahasa Pagu dari tahun 1989 s/d 1991. Wimbish menulis dua buah tulisan tentang bahasa Pagu, yaitu tesis S2nya yang berjudul "An Introduction to Pagu through the analysis of narrative discourse" (1991) dan "Pagu Phonology" yang dimuat di majalah NUSA (1992) yang berisikan tentang fonologi bahasa Pagu secara garis besar." ISO639-3:und Ternate Malay false Unspecified Unspecified Ternate Malay is a variety of Malay spoken on the island of Ternate, Maluku Utara, in eastern Indonesia (see map below).The island of Ternate is about 105 km2 and was inhabited by about 175,000 people in 2010. More than 90% of the population live in the urban area and the only town, also called Ternate. Ternate town has a multiethnic and multilinguistic society where Ternate Malay is one of the main languages. It serves as mother tongue for the majority of people here as well as functions as a means of communication amongst people with different linguistic backgrounds. The indigenous language of the island, of which the mother tongue speakers are found in the rural area is the Ternate language, a non-Austronesian language which is closely related to languages in the western tip of the Bird's Head peninsula of Papua. Samuel Woyo is telling a story about a friendship between an egret and a dog. video video/x-mpeg2 691037800 Unspecified 00:00:00 00:00:00 Open 2015-10-11 Bradley Taylor (Dept of Linguistics, MPI-EVA), brad6020@yahoo.com Dalan Mehuli Perangin-angin p_dalan@yahoo.com MPI-EVA Jakarta Field Station audio audio/x-wav 142611500 Unspecified 00:00:00 00:00:00 Open 2015-10-11 Bradley Taylor (Dept of Linguistics, MPI-EVA), brad6020@yahoo.com Dalan Mehuli Perangin-angin p_dalan@yahoo.com MPI-EVA Jakarta Field Station